PENULISAN 2
PENGANTAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
NAMA : RAMA ADITAMA
KELAS : 2TA06
NPM : 15315617
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Jurusan Teknik sipil
MIX
DESIGN
1.
APA ITU MIX DESIGN?
Mix design adalah proses memilih
bahan-bahan pembetonan yang tepat dan memutuskan jumlah/kuantitas
ketergantungan dari bahan-bahan tersebut dengan mempertimbangkan syarat mutu beton,
kekuatan (strength), ketahanan (durability) dan kemudahan pengerjaan
(workability) serta nilai ekonomisnya. Proporsi
bahan-bahan pembetonan tergantung pada dua kondisi, yaitu kondisi plastisitas
dan kekerasannya. Apabila sifat plastisitas beton tidak bekerja, maka akan
menyulitkan dalam proses pembetonan karena beton akan menjadi sulit dituangkan
dan dipadatkan. Oleh karena itu kemudahan pengerjaan beton menjadi hal yang
penting untuk diperhatikan.
Kuat tekan dari beton yang telah mengeras
akan tergantung pada banyak faktor, antara lain: kualitas dan kuantitas semen,
air dan agregat; proses pengadukan dan pencampuran, penempatan, pemadatan dan
pengeringan. Biaya pembetonan terdiri dari biaya
material-material yang digunakan, peralatan dan tenaga kerja yang diperlukan.
Variasi biaya pembetonan terjadi karena beberapa faktor terutama pada kenyataan
bahwa harga semen jauh lebih tinggi daripada harga agregat. Oleh karena itu
analisis mix design bertujuan untuk menemukan kuantitas yang tepat yang sesuai
dengan persyaratan struktural. Dari sudut pandang teknik, pencampuran yang
banyak akan dapat menyebabkan penyusutan (shrinkage) dan keretakan (cracking)
pada beton structural, dan hal ini tidak boleh terjadi melebihi batas-batas
yang telah dipersyaratkan. Pencampuran yang tidak tepat juga bisa menyebabkan
perubahan panas hidrasi dalam massa beton menjadi lebih tinggi yang bisa
menyebabkan keretakan.
Biaya actual beton juga
berkaitan dengan biaya material pembetonan yang memenuhi kekuatan minimum yang
disebut dengan karakteristik kekuatan yang ditentukan oleh desainer bangunan.
Hal ini akan bergantung pada ukuran-ukuran quality control (QC), yang juga
menjadi biaya pembetonan. Biaya tenaga kerja bergantung pada kemudahan
pengerjaan dari campuran beton, contohnya: sebuah campuran beton dengan tingkat
kemudahan pengerjaan yang rendah akan membutuhkan biaya tenaga kerja yang lebih
tinggi untuk dapat mencapai tingkat pemadatan dengan peralatan yang tersedia.
Jadi dengan kata lain, ada begitu banyak pengaruh
tidak langsung dari perancangan campuran beton yang akan turut mempengaruhi
besarnya biaya pembetonan.
Campuran yang tepat yang telah memenuhi persyaratan struktural akan menjadi hal
yang sangat penting dalam pembiayaan suatu proyek secara keseluruhan, karena
biaya beton merupakan salah satu biaya material yang besar proporsinya.
2.
Persyaratan Perancangan Campuran Beton
Persyaratan dasar dalam memilih dan menentukan
jumlah bahan campuran adalah:
a.
Kuat tekan minimum yang didapat dari pertimbangan
structural
b.
Kemudahan pengerjaan yang dibutuhkan untuk pemadatan
sesuai dengan peralatan pemadatan yang tersedia
c.
Faktor air-semen (fas) maksimum dan/atau
kandungan semen maksimum untuk memberikan ketahanan yang cukup sesuai dengan
kondisi-kondisi lokasi pengerjaan
d.
Kandungan semen maksimum untuk menghindari penyusutan,
keretakan akibat siklus temperature dalam massa beton
Macam-macam tipe Mix Design
1. Nominal Mixes
Artinya adalah rasio campuran semen-agregat yang
telah ditetapkan sebelumnya yang sesuai dengan speksifikasi beton. Tipe ini
menawarkan kemudahan campuran (karena perbandingannya sudah ditetapkan
sebelumnya sehingga tidak memerlukan analisis campuran) dan hanya berlaku pada
kondisi-kondisi normal saja.
2. Standard mixes
Campuran nominal dari rasio semen-agregat yang
telah ditetapkan (seperti yang diatas) akan memberikan hasil kekuatan yang
sangat beragam dan bisa jadi memberikan hasil campuran yang terlalu sedikit
atau terlalu banyak. Untuk alasan inilah kuat tekan minimum telah dijabarkan
dalam banyak spesifikasi. Campuran dengan mempertimbangkan banyak spesifikasi
teknis inilah yang disebut Standard Mixes.
IS 456-2000 telah memberikan campuran beton yang
dituangkan dalam tingkatan angka seperti M10, M15, M20, M25, M30, M35 dan M40.
Huruf M berarti Mix (campuran) dan angka mengacu pada kuat tekan beton pada
hari ke 28 dalam N/mm2.
3. Designed Mixes
Dalam campuran tipe ini, desainer menentukan
kinerja beton dan produsen beton menentukan proporsi campuran beton. Ini
merupakan pendekatan yang paling rasional dalam memilih dan menentukan jumlah
campuran beton tanpa meninggalkan karakteristik uniknya. Pendekatan ini
memberikan hasil produksi beton yang sangat ekonomis.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Campuran Beton
Beragam faktor yang mempengaruhi perancangan
campuran adalah:
1. Kuat Tekan
Ini adalah salah satu dari karakteristik beton
yang paling penting dan mempengaruhi unsur-unsur beton lainnya. Kuat tekan
rerata pada umur beton tertentu, biasanya 28 hari, menunjukkan nilai rasio
air-semen dari campuran. Faktor lain yang mempengaruhi kekuatan beton adalah
tingkat pemadatan.
2. Workability
Tingkat kemudahan pengerjaan bergantung pada tiga
faktor, yaitu ukuran beton yang direncanakan, jumlah penulangan, dan metode
pemadatan yang akan digunakan. Untuk ukuran yang sempit dan sulit dengan banyak
sudut atau bagian-bagian yang sulit terjangkau, beton harus memiliki tingkat
kemudahan pengerjaan yang tinggi sehingga pemadatan penuh dapat dicapai dengan
usaha-usaha tertentu (seperti menggunakan bantuan alat vibrator dsb). Ini juga
berlaku untuk jumlah tulangan dan peralatan pemadatan yang tersedia di
lapangan.
3. Durability
Ketahanan beton yang dimaksud adalah ketahanan
beton terhadap kondisi lingkungan agresifnya. Beton dengan kuat tekan tinggi
biasanya lebih tahan lama dibandingkan dengan beton yang berkekuatan rendah.
Pada situasi dimana kekuatan beton yang tinggi tidak terlalu diperlukan tetapi
kondisi lingkungan yang mengharuskan beton memiliki ketahanan tinggi, maka
persyaratan ketahanan akan menentukan rasio air-semen yang akan digunakan.
4. Ukuran Nominal
Maksimum Agregat
Secara umum, semakin besar ukuran agregat, semakin
sedikit semen yang dibutuhkan untuk rasio air-semen tertentu, karena tingkat
kemudahan pengerjaan beton akan meningkat sebanding dengan semakin besarnya
ukuran agregat. Akan tetapi, kuat tekan cenderung meningkat apabila ukuran
agregat semakin kecil.
5. Grading and tipe of
agregat
Kekasaran agregat turut mempengaruhi proporsi
campuran. Semakin kasar agregat, semakin kuat ikatan antara agregat dengan
semen. Tipe agregat juga mempengaruhi rasio agregat-semen. Satu hal yang
penting dalam pencampuran beton adalah keseragaman ukuran agregat yang
digunakan.
6. Quality Control
Kontrol terhadap kualitas dapat diperkirakan
berdasarkan beberapa variasi hasil tes campuran beton. Variasi kekuatan beton
disebabkan oleh variasi bahan campuran yang digunakan, kurangnya control dalam
proses pengadukan, pencampuran, penuangan, pengeringan dan pengetesan.
REFERENSI