RAMA ADITAMA
15315617
15315617
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bandara Adisutjipto yang terletak di Sleman,
Yogyakarta dinilai tidak lagi memadai untuk dioperasikan sebagai bandara
internasional. Oleh karena itu, relokasi ke lokasi yang lebih strategis dan
memadai dinilai perlu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan penerbangan di masa
depan. Panjang landasan pacu di Bandara Adisutjipto sebesar 2.200 meter
dianggap kurang ideal untuk suatu bandara internasional yang mensyratkan 3.200
meter. Lokasi bandara baru di sekitar Kecamatan Temon, Kulon Progo, akses
menuju dan dari bandara menjadi permasalahan karena letaknya cukup jauh dari
kota Yogyakarta dimana sebagian besar penumpang Bandara Adisutjipto berasal
dari kota Yogyakarta. Untuk mengatasi masalah tersebut perpaduan antara pesawat
udara dan kereta api direncanakan oleh PT KAI dan Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta yang diharapkan akan
mengurangi waktu perjalanan
menuju dan dari
bandara serta mengurangi kepadatan lalu lintas.
Perpaduan pesawat terbang dengan kereta api dipilih
dapat dipahami karena kedua
moda tersebut memiliki
karakteristik yang sama,
yaitu dapat menampung jumlah penumpang dalam jumlah banyak. Waktu
kedatangan dan kepergian yang pasti juga bisa menjadi salah satu alasan
lainnya. Kereta api yang menuju dan
dari bandara akan
dikategorikan sebagai kereta
api khusus seperti yang
tertulis pada Peraturan
Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor PM. 55 Tahun 2014 pasal 112B ayat d.
Kereta api khusus merupakan hal yang baru di Indonesia
dan sejauh ini hanya ada dua di Indonesia,
yaitu Kereta Api
Bandara Kualanamu yang
sudah beroperasidan Kereta Api
Bandara Soekarno-Hatta yang sedang dalam proses pembangunan. Tidak seperti kereta
pada umumnya, kereta
api khusus memiliki
kelebihan tersendiri,
fasilitas, pelayanan dan
satu hal yang
pasti adalah lama
waktu perjalanan menuju bandara. Kereta Api
khusus Bandara Kualanmu
dapat mencapai Stasiun Bandara
Kualanamu hanya dalam waktu
30-40 menit dengan jarak 40
km. Keunggulan tersebut
yang membuat pembangunan
Kereta Api Bandara Kulon
Progo direncanakan. Apabila
kecepatan Kereta Api
Bandara Kulon Progo sama dengan kecepatan Kereta Api Bandara Kualanamu
maka waktu perjalanan menuju bandara dari Kota Yogyakarta hanya dalam waktu ±
30 menit. Hal tersebut jauh
lebih cepat apabila
dibandingkan dengan menggunakan kendaraan seperti mobil atau
motor yang bisa mencapai 1,5 jam perjalanan dari Kota Yogyakarta.
Penggunaan
Kereta Api di Kota
Yogyakarta cukup tinggi
khususnya kereta api lokal
seperti Kereta Api
Prameks, dimana rata-rata
penumpang mencapai 3.500 orang/hari. Dengan alasan itu
diharapkan kereta api bandara ini juga akan menjadi pilihan bagi
masyarakat Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya menuju dan
dari Bandara baru di Kulon Progo.
1.2
Identifikasi Masalah
a.
Apakah alasan utama
penumpang pesawat menggunakan kereta api bandara Kulon Progo
b.
Bagaimana kualitas
pelayanan kereta bandara Kulon Progo yang dibutuhkan calon pengguna
c.
Berapakah
prakiraan calon penumpang pada saat kereta api bandara Kulon Progo dioperasikan
1.3 Tujuan
a. Mengetahui alasan utama penumpang pesawat
menggunakan kereta api bandara
b. Menganalisa faktor-faktor pelayana yang dibutuhkan
calon pengguna kereta bandara Kulon Progo
c. Mengetahui jumlah prakiraan calon penumpang kereta
bandara Kulon Progo