Sabtu, 30 September 2017

PERENCANAAN PROYEK KERETA API BANDARA KULON PROGO



RAMA ADITAMA
15315617



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bandara Adisutjipto yang terletak di Sleman, Yogyakarta dinilai tidak lagi memadai untuk dioperasikan sebagai bandara internasional. Oleh karena itu, relokasi ke lokasi yang lebih strategis dan memadai dinilai perlu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan penerbangan di masa depan. Panjang landasan pacu di Bandara Adisutjipto sebesar 2.200 meter dianggap kurang ideal untuk suatu bandara internasional yang mensyratkan 3.200 meter. Lokasi bandara baru di sekitar Kecamatan Temon, Kulon Progo, akses menuju dan dari bandara menjadi permasalahan karena letaknya cukup jauh dari kota Yogyakarta dimana sebagian besar penumpang Bandara Adisutjipto berasal dari kota Yogyakarta. Untuk mengatasi masalah tersebut perpaduan antara pesawat udara dan kereta api direncanakan oleh PT KAI dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diharapkan  akan mengurangi  waktu  perjalanan  menuju  dan  dari  bandara  serta  mengurangi kepadatan lalu lintas.
Perpaduan pesawat terbang dengan kereta api dipilih dapat dipahami  karena  kedua  moda  tersebut  memiliki  karakteristik  yang  sama,  yaitu dapat menampung jumlah penumpang dalam jumlah banyak. Waktu kedatangan dan kepergian yang pasti juga bisa menjadi salah satu alasan lainnya. Kereta api yang  menuju  dan  dari  bandara  akan  dikategorikan  sebagai  kereta  api  khusus seperti  yang  tertulis  pada  Peraturan  Menteri  Perhubungan  Republik  Indonesia Nomor PM. 55 Tahun 2014 pasal 112B ayat d.
Kereta api khusus merupakan hal yang baru di Indonesia dan sejauh ini hanya ada dua  di  Indonesia,  yaitu  Kereta  Api  Bandara  Kualanamu  yang  sudah  beroperasidan Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta yang sedang dalam proses pembangunan. Tidak  seperti  kereta  pada  umumnya,  kereta  api  khusus  memiliki  kelebihan tersendiri,  fasilitas,  pelayanan  dan  satu  hal  yang  pasti  adalah  lama  waktu perjalanan  menuju  bandara. Kereta  Api  khusus  Bandara  Kualanmu  dapat mencapai  Stasiun  Bandara  Kualanamu  hanya  dalam waktu  30-40  menit dengan jarak  40  km.  Keunggulan  tersebut  yang  membuat  pembangunan  Kereta  Api Bandara  Kulon  Progo  direncanakan.  Apabila  kecepatan  Kereta  Api  Bandara Kulon Progo sama dengan kecepatan Kereta Api Bandara Kualanamu maka waktu perjalanan menuju bandara dari Kota Yogyakarta hanya dalam waktu ± 30 menit. Hal  tersebut  jauh  lebih  cepat  apabila  dibandingkan  dengan  menggunakan kendaraan seperti mobil atau motor yang bisa mencapai 1,5 jam perjalanan dari Kota Yogyakarta.
Penggunaan  Kereta  Api di  Kota  Yogyakarta  cukup  tinggi  khususnya  kereta  api lokal  seperti  Kereta  Api  Prameks,  dimana  rata-rata  penumpang  mencapai  3.500 orang/hari. Dengan alasan itu diharapkan kereta api bandara ini juga akan menjadi pilihan  bagi  masyarakat  Provinsi  Yogyakarta dan  sekitarnya menuju  dan  dari Bandara baru  di Kulon  Progo.

1.2        Identifikasi Masalah
a.       Apakah alasan utama penumpang pesawat menggunakan kereta api bandara Kulon Progo
b.      Bagaimana kualitas pelayanan kereta bandara Kulon Progo yang dibutuhkan calon pengguna
c.       Berapakah prakiraan calon penumpang pada saat kereta api bandara Kulon Progo dioperasikan

1.3     Tujuan
a. Mengetahui alasan utama penumpang pesawat menggunakan kereta api bandara
b. Menganalisa faktor-faktor pelayana yang dibutuhkan calon pengguna kereta bandara Kulon Progo
c. Mengetahui jumlah prakiraan calon penumpang kereta bandara Kulon Progo