MAKALAH
MANUSIA DAN HARAPAN
Nama : Rama Aditama
NPM : 15315617
Kelas : 1TA04
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
Jurusan Teknik Sipil
Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Bapak Emilianshah Banowo
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul
"Manusia &Harapan ". Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Kedua Orang tua saya yang telah memberikan dukungan moral dan materil
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Bapak Emilianshah
Banowo selaku dosen dari mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar yang telah membimbing saya dalam pembuatan makalah ini
3. Dan orang-orang
disekitar saya yang telah memberikan saran & kritik untuk makalah ini
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca khususnya dalam pengetahuan “Manusia &
Harapan”, Untuk ke depannya saya dan para pembaca dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Jakarta, 15 Juni 2016
Rama
Aditama
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan
berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun
mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan
bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan
masing-masing.
Harapan juga harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Allah SWT. Agar harapan bisa terwujud, maka manusia
harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan diikuti dengan berdo’a kepada Allah
SWT. Hal ini disebabkan karena harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan.
Harapan dan kepercayaan merupakan bagian dari hidup manusia selama di dunia
karena setiap manusia mempunyai harapan dan kepercayaan kepada Allah SWT.
B.
RUMUSAN PEMBAHASAN
- Apakah
pengertian dari Manusia itu ?
- Apakah
pengertian dari Harapan itu ?
- Apa
hubungan antara manusia dan harapan ?
- Apa
sebab manusia memiliki harapan ?
- Apa
hubungan antara harapan dan kepercayaan ?
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk menjelaskan pengertian
dari manusia, menjelaskan pengertian harapan, menjelaskan hubungan antara
manusia dan harapan, menjelaskan penyebab memiliki harapan, dan menjelaskan
hubungan antara harapan dan kepercayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki
keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa
yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda
dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu,
kalbu, dan sebagainya.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain.
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
B. PENGERTIAN
HARAPAN
Harapan berasal dari kata harap. Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau
sesuatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna
sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan
karunia dari Allah SWT yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang
mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dan
agar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan pada diri sendiri,
kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Allah SWT.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu
yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini
bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang
mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya atau
keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang
oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang diharapannya,
misalnya : faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan
iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Dari
semua itu dapat berakibat buruk pada diri sendiri.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan berpikir
positif yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam psikolog untuk
menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.
C. MANUSIA
DAN HARAPAN
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian,
kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang
terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan
lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi atau terwujud.
Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis
harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah
memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu
yang akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada
tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya
atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang
berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang yang
berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya
dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal
sebagai berikut :
- Harapan
apa yang baik
- Bagaimana
cara mencapai harapan itu
- Bagaiman
bila harapan tidak tercapai
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di
akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat
tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara
dunia dan akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada
hari ini. Namun kita sebagai manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya
menjadi kenyataan dan terwujud.
D. SEBAB
MANUSIA MEMILIKI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke
dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu
keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia lain itulah
seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan
spiritualnya.
Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu :
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
- Dorongan
Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam
diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT. Misalnya : menangis,
bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan mempunyai keturunan.
Setiap diri manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan dan harapan.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan
kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan
manusia lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai harapan.
- Dorongan
Kebutuhan Hidup
Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani
dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan, minum, pakaian, dan
rumah. Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan, kepuasan,
keberhasilan, hiburan dan ketenangan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia
lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik
kemampuan fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanya dorongan kodrat
dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada
hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow
mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan itu
merupakan lima harapan manusia, yaitu :
- Harapan
untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
- Harapan
untuk memperoleh keamanan (safety)
- Harapan
untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being
loving and love)
- Harapan
untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
- Harapan
untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
E. HARAPAN
DAN KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang
dianggap sebagai wahyu dari Allah SWT. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan
yang paling besar. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
Harapan dan kepercayaan saling melengkapi. Karena dalam memenuhi atau mewujudkan
harapan, manusia harus berusaha dan berdo’a. Dengan berusaha dan berdo’a
sungguh-sungguh kepada Allah SWT serta mempercayai adanya Allah SWT,
harapan akan terwujud dan terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan
berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun
mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan
bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan
masing-masing.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang
akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun
diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun
ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya
banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha
dan berdo’a.
Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya
seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Dan
untuk memperoleh harapan yang besar tetapi kemampuannya kurang, biasanya
disertai dengan unsur dalam, yaitu berdo’a.
B.
SARAN
Dalam setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan, kita tidak
boleh menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena harapan dan keinginan
itu lah yang membuat hidup kita menjadi berarti di dunia ini, yang terus
memberikan dorongan agar kita tetap melakukan dan memberikan yang terbaik dalam
setiap pekerjaan.
Selain itu kita juga harus berpedoman terhadap kepercayaan kepada Allah SWT,
yaitu dengan berusaha dan berdo’a yang seimbang. Dan diharapkan kita dapat
mewujudkan apa yang kita inginkan dengan tetap berada dalam norma-norma
masyarakat yang berlaku dan tidak merugikan orang lain. Selain itu juga untuk
mempersiapkan mental kita jika harapan yang diinginkan tidak tercapai, sehingga
tidak membuat kita putus asa untuk selalu terus mecoba.
DAFTAR PUSTAKA :
Widyo Nugroho,
Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas
Gunadarma
Suyadi M.P. Drs., Buku
Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T. 1984-1985.