Forensik Dan Penilaian Gedung Studi Kasus : Kegagalan Struktur
Jembatan Kutai Kartanegara
Sabtu,
26 November 2011 pukul 16.20 WITA terjadi sebuah musibah yang disebabkan oleh
ambruknya jembatan kutai kartanegara yang menghubungkan antara kota Tenggarong
dan Kota Samarinda. Jembatan yang tergolong suspension cable bridge dan membentang
sejauh 710 meter dan lebar 9 meter.
Berdasarkan
sumber berita yang penulis dapatkan, faktor penyebab runtuh nya jembatan kutai
kartanegara menurut Ketua Tim Evaluasi dan Investigasi Teknik runtuhnya
jembatan Kutai Kartanegara banyaknya kesalahan dalam hal perencanaan,
pelaksanaan, operasional, dan pemeliharaan jembatan tersebut. Menurutnya,
kesalahan-kesalahan itu menyebabkan runtuhnya jembatan itu bersifat kumulatif
sehingga saling memperparah kegagalan struktur jembatan.
Krnonologi
runtuhnya jembatan dipicu oleh adanya tambahan tegangan yang terjadi ditengah bentang
jembatan saat pekerjaan pemeliharaan jembatan sedang berlangsung. Sebelumnya
jembatan ini runtuh telah ditemukan indikasi hal yang tak beres. Sesuai rencana,
pada bagian tengah jembatan seharusnya berbentuk seperti parabola. Namun, dua
hari sebelumnya, bagian tengah jembatan justru berbentuk agak cekung. Pada sisa-sisa
jembatan yang runtuh, banyak ditemui tanda-tanda korosi yang cukup signifikan
termasuk pada kabel utama, besi cor dan banyak lubang- lubang yang menimbulkan
efek pelemahan pada sistem sambungan jembatan. Jadi banyak aspek operasional
dan pemeliharaan yang menyebabkan kegagalan
struktur. Analisis yang penulis buat berdasarkan sumber foto dari media online
adanya indikasi korosi pada bagian penggantung atau hanger maupun pada mur
penutup yang sehingga penulis beramsusi bahwa akibat korosi tersebut sehingga terjadi
keruntuhan pada sambungan jembatan.
Inventarisasi kerusakan yang terjadi pada jembatan kutai
kartanegara terdapat pada bagian kabel gantung dan deck jembatan saja. Berdasarkan
kejadian ini penulis menyarankan agar struktur lama dihitung atau dianalisa ulang
apakah masih bisa digunakan kembali dan juga dalam hal perencanaan, pelaksanaan,
operasional dan pemeliharaan harus diikuti sesuai Standard Operasional oleh
dinas terkait supaya kejadian ini tidak terulang kembali.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar